Monthly Archives: November 2011

Tulisan Acak

Melakukan sesuatu akan lebih baik jika terencana, untuk itu perlu disusun perecanaan , dan biasanya perencanaan selalu disertai dengan target, supaya parameter keberhasilan dari rencana tersebut jelas dan dapat di evaluasi. Jika sesuatu dapat di evaluasi, maka mudah bagi sesuatu itu untuk belajar, dipelajari dan memperbaiki diri. Jika punya kemampuan memperbaiki diri, seperti wolverine weapon-x, ia akan jadi senjata yang kuat sekaligus mematikan. Pertanyaanya, seberapa cepat sesuatu itu dapat memperbaiki diri? Karena jika terlalu lama, kemampuan itu nyaris tidak ada gunanya jika sedang bertarung dengan senapan mesin yang senantiasa menyerang bertubi-tubi.

Dalam pertandingan memanah atau menembak, semakin jauh dan semakin tepat orang bisa menembak / memanah, maka ia akan jadi pemenang. Dan sebaliknya, orang yang tidak bisa menembak dengan tepat, bahkan dari jarak dekat, sudah barang tentu hanya akan jadi pecundang. Tapi bagaimana dengan orang yang hanya peduli dengan target yang jauh tapi untuk target yang dekat dia seperti presbyopia, belajar memanah dengan target yang jauh tapi tidak berhasil memungut anak panah yang tercecer diantara kedua kakinya, karena yang dekat-dekat terlihat kabur, samar-samar tidak jelas.

Ada juga pemanah yang hanya mau membidik target-target dekat, target-target yang ia kenal, biasanya ia menghindari iklim kompetisi dimana dia tidak dapat memastikan dirinya berada dalam posisi yang menguntungkan untuk menang, ia benci kompetisi.

Kesimpulannya? ini hanya tulisan acak, saya tidak bermaksud menuliskannya secara sistematis, hanya sebuah pemikiran yang datang tiba-tiba, mengisi kekosongan diantara waktu senggang yang semakin menipis.

Jualan Headline

Melihat begitu banyaknya media berita sekarang, dan (entah) apakah karena begitu mudahnya mendirikan sebuah surat kabar dan sejenisnya belakangan ini, orang berebut mencuri perhatian orang dengan headline mentereng untuk mencuri perhatian orang yang kian hari kian menuntut berita yang baru. Seperti yang diakui petinggi salah satu portal berita terbesar di Indonesia ketika net conferrence beberapa waktu lalu, bahwa sekarang dengan arus informasi yang begitu cepat, pembaca menuntut berita ‘baru’ setiap menitnya. Menurutnya, untuk dapat menrik minat pembaca dibutuhkan sebuah headline yang menyengat, yang asam, kecut, yang mengusik rasa penasaran, yang pedas, orang akan malas dengan suguhan berita yang ‘itu-itu-saja’.

Belakangan ini baik di internet maupun di media cetak, saya sering melihat (yang dengan kapasitas dan pandangan saya) headline yang dibuat untuk menarik perhatian, sekalipun isinya melenceng. Contohlah ketika membaca sebuah headline ‘Masinis nyabu dalam kereta’, ini menarik, padahal ketika dibaca artikelnya ternyata isinya ; karena perusahaan kereta api kekurangan SDM, seorang masinis harus rela bekerja nonstop dan bermalam di gerbong kereta dengan makanan seadanya, kadang mereka harus nyabu (sarapan bubur), karena hanya itu makanan yang dijajakan pedagang makanan di pagi hari sementara tempat-tempat makan masih belum buka. Menurut saya nilai beritannya adalah perusahaan kereta api kekurangan SDM, bukan sarapan bubur-nya. (ini contoh saja lho ya, saya tidak mengutip dari media manapun, tapi saya mereka-reka yang mirip-mirip sekenarionya). Continue reading