User Oriented SEO

Kemarin ada seorang kawan yang menawari untuk menghandle SEO sebuah online store, kesannya memang keren, seolah-olah punya skill SEO yang yahud, padahal saya hanya coba berfikir dari sisi logis bagaimana google dengan algoritmanya yang yahud itu mengindex sebuah situs. Pengetahuan saya mengenai analitik situs web bisa dibilang minim, track record saya juga tidak ada, seperti kata saya tadi, hanya seolah-olah faham SEO. Tapi bukan berarti pengetahuan SEO saya buruk juga, ya mungkin dengan menerima tantangan ini bisa jadi track record yang kelak bisa jadi tolak ukur orang lain dalam mengukur pengetahuan saya tentang SEO.

Ceritanya kawan saya ini punya kawan, dan kawannya ini dengan kawan-kawannya punya sebuah perusahaan distribusi sebuah produk, sebelumnya yang bersangkutan melakukan pemasaran secara konvensional dan saat ini omzet penjualannya bisa dibilang luar biasa. Dengan modal penjualan konvensional yang luarbiasa inilah kemudian yang bersangkutan melirik online yang konon katanya telah jadi wacana sejak lama yang disampaikan oleh kawan saya ke kawannya ini. Tampaknya akan selalu seperti itu, sukses di penjualan konvensional kemudian melirik orang lain yang omzetnya sama besar dengan dirinya dengan beban kerja yang lebih simple dengan melakukan penjualan online, barulah timbul ketertarikan.

Pertanyaannya apakah benar seperti itu? apakah penjualan online bisa menyamai penjualan konvensional yang konon katanya dilakukan bergerilya serta berdarah-darah? Benarkah penjualan online itu semanis itu? mari kita bahas.

Sebuah kegiatan pemasaran, adalah ujung tombak sebuah bisnis, orang rela mengeluarkan budget yang tidak sedikit untuk mempush bagian penjualan untuk membuat penjualan. Ini jelas dan terang benderang, tidak perlu diperdebatkan lagi. Namun masalah metode penjualannya marilah kita bahas sedikit disini. Kita kembali ke berdarah-darah tadi, penjualan konvensional tentu mewajibkan kita untuk moblie,  melakukan kegiatan fisik berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan penjualan online kebalikan dari itu, dari depan komputer kita bisa mencetak penjualan. Disini penjualan online seperti sesuatu yang menggiurkan, diam – terjadi penjualan. Tapi percayalah, effort itu konstan, mau online maupun konvensional, berdarah-darah itu perlu. Lalu apa yang coba saya sampaikan? yang ingin saya katakan disini adalah masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang jadi fokus kita adalah bagaimana kita meminimalisir kekurangan dan memaksimalkan kelebihan yang dipunya, supaya ada untung. Karena metode penjualan yang dipilih adalah online, maka kita perlu memaksimalkan media yang dipakai, jika sebuah website yang dipakai, maka SEO adalah hal penting dan harus mendapatkan perhatian lebih selain hal-hal lain seperti social media strategy, trust dan kemudahan-kemudahan yang harus kita tawarkan kepada konsumen. Disinilah berdarah-darah kembali muncul, untuk urusan SEO saja tidak bisa sekali tepuk jalan. Memang bisa kita menggunakan jasa seorang ahli SEO, tapi biayanya tidak sedikit, jika sanggup ya ndak masalah, jika tidak ya kita harus belajar sendiri, atau menemukan orang seperti saya, yang hanya ingin mencetak track record hanya untuk menilai pengetahuan tentang SEO, biasanya orang seperti saya urusan harga itu belakangan dan urusan berhasil atau tidaknya tidak ada garansi hahaha.

Kembali ke SEO, menurut saya SEO yang baik adalah SEO yang user oriented, SEO yang dirancang untuk menampilkan konten berkualitas, bukan hanya sekedar permainan kata. Tidak sedikit SEO yang menggunakan rekayasa kata untuk mengunci sebuah keyword kemudian berharap rating di google serta merta naik. Dulu mungkin begitu, tapi sekarang ini, parameter penilaian relevansi oleh google sudah sangat beragam, contohlah bagaimana plus one menjadi sesuatu yang sangat dipertimbangkan oleh google, alasannya satu, goal bagi google adalah ketika dia bisa memberikan hasil pencarian yang relevan berdasarkan minat orang, bukan berdsarkan algoritma pengindexan mesin saja, dan plus one ini dipakai sebagai tools untuk melaukan filtering yang lebih manusiawi, setidaknya begitu bahasa saya. Dengan plus one, orang bisa ikut memberikan point terhadap sebuah situs, saya kira situs yang hanya mengandalkan permainan kata yang akhirnya membingungkan pengunjung tidak akan mendapatkan rating yang baik dari pengunjung, dan itu kemudian akan berdampak terhadap bagaimana google mengindex situs tersebut. Tapi itu masih bisa direkayasa, betul, itu masih bisa direkayasa, tapi kelak rekayasa akan berhenti kehabisan nafas, karena ujung-ujungnya internet ini toh digunakan oleh manusia juga, bukan oleh mesin.

SEO bukan perkara mudah, tapi bisa jadi sesuatu yang mudah jika kita kembalikan SEO itu kepada orientasi kepuasan dari pengunjung. Jika apa yang anda tawarkan itu baik, adalah tugas google untuk menampilkannya di urutan yang tepat, begitupun sebaliknya. Lalu bagaimana strateginya? pertama adalah penguasaan materi yang baik dari apa yang akan kita unggah ke internet kemudian menggali hal positif yang terkandung didalamnya. Selanjutnya dalah bagaimana cara kita menyampaikannya agar pengunjung merasa apa yang kita sampaikan berguna bagi dirinya.

Nah dengan keyakinan saya terhadap user oriented SEO inilah saya mencoba untuk membantu kawan saya ini, kita tunggu apakah apa yang saya yakini ini benar atau keliru.

Tagged , , ,

Leave a comment