Pernahkah terfikirkan bagaimana search engine melakukan pendataan situs web di jagat ini? ditengah perkembangan online media yang semakin membludak, search engine dengan sabar saban hari menyebar robot-robot kecilnya untuk ‘men-sensus’ penduduk internet hingga akhirnya rimba internet ini berubah tampak menjadi metropolis dengan segala hingar bingarnya, dengan beragam rambu-rambu dan petunjuk arah, dengan berbagai destinasi dari satu peer ke peer lain dari satu host ke host lain dari satu jaringan ke jaringan lain.
Dan kita selaku pengguna tak puas-puasnya berjalan berlarian hilir mudik membuat suatu lalulintas data lewat social media, sign-up sana-sini, posting sana-sini, shar ini-itu, twit a-dan-b, menyemarakan denyut kehidupan dunia maya, mencoba mengisi tiap bit ruang yang tersedia di ruangan yang bahkan sama sekali tidak tampak, diantara kabut dan awan nol-dan-satu.
Awalnya kita merasa senang berada di sebuah dunia yang baru, dunia dimana siapa-bisa-jadi-siapa-saja. Tanpa ragu orang memasukan kehidupan personalnya kedalam lintas pergaulan di dunia maya, dan memasukan pergaulan dunia maya kedalam personalnya, hingga bias antara yang nyata dan yang maya. Tidak dapat dipungkiri, sebagian orang (sejauh pengamatan saya) telah membuat rekam jejak yang terlampau personal, arus stream status update, recent visited host, recent articles read, shared content, most viewed topic, intrest marking, recent account activity, dan segala bentuk rekam jejak yang memungkinkan kelak -dengan dinamisme hidupnya, manusia akan terindex, atau terdefine, atau terprediksi, atau ter-golong-kan berdasarkan parameter-parameter kebiasaan. Algoritma-algoritma baru dikembangkan hingga jejak perilaku menjadi bahan untuk melakukan control atas sesuatu yang sebelumnya hampir mustahil untuk di control.
Inilah pendekatan jejak perilaku.